Minggu, 09 April 2017

MAKALAH MANAJEMEN PELAYANAN

MAKALAH

MANAJEMEN PELAYANAN
“PELAYANAN TERHADAP KONSUMEN DI PASAR TRADISIONAL: STUDI KASUS PEDAGANG ECERAN DI PASAR BARTAIS”




DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK V

1.       MUNAWAR HALIL           (21312A0044)
2.       NASARUDIN                     (21312A0002)
3.       NUR FANIATI                   (21312A0058)
4.       NUR HAFNI                      (21312A0004)
5.       RAHULIA TRISNA           (21312A0001)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2015





KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pelayanan Terhadap Konsumen di Pasar Tradisional: Studi Kasus Pedagang Eceran di Pasar Bartais”.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pelayanan. Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kami tentang mata kuliah ini. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi perbaikan makalah ini, segala kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun senantiasa kami terima demi perbaikan dan suksesnya makalah kami yang akan datang.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khususnya bagi kami mahasiswa dan dosen demi kelancaran belajar dan mengajar, sehingga mampu menambah kemampuan kami dan para pembaca demi kecerdasan bersama.


                                                                                                        Mataram,         Mei 2015
  


                                                                                          Penyusun






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR..........................................................................................    ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3  Tujuan Penelitian.................................................................................... 3
1.4  Manfaat Penelitian................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Definisi Pelayanan dan Pelayanan Konsumen....................................... 4
2.2  Kepuasan Pelanggan.............................................................................. 5
2.3  Tipe-Tipe Pelayanan Terhadap Konsumen di Pasar Bartais................... 6
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan........................................................................................... 10
3.2  Saran..................................................................................................... 10
DAFTARPUSTAKA 
















BAB I

PENDAHULUAN




1.1  Latar Belakang

Pada kondisi lingkungan yang bersaing secara global, menuntut organisasi melakukan serangkaian pelayanan agar dapat memiliki daya saing yang tinggi. Selain itu, organisasi yang akan survive dalam bisnisnya dituntut juga untuk melakukan operasi secara lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan pesaingnya. Kualitas pelayanan (service quality) merupakan suatu strategi yang sangat penting bagi perkembangan dan keberhasilan organisasi bisnis. Konsep kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri dari atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian.

Kotler mengartikan pelayanan (service) sebagai suatu kegiatan atau keuntungan yang ditawarkan suatu kelompok kepada yang lainnya dan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan terhadap apapun. Walaupun pandangan Kotler tersebut cukup luas, namun demikian saat ini apa yang diartikan konsumen sebagai pelayanan telah berubah secara radikal. Definisi pelayanan pada saat ini termasuk lokasi yang nyaman, ragam pilihan, dominasi kategori dan cepatnya transaksi. Ini bahkan juga bisa berarti harga yang bersaing. Sedangkan menurut Warren Blanding “pelayanan pelanggan merujuk pada aktivitas dari kepuasan pelanggan yang biasanya dimulai dengan pemesanan dan diakhiri dengan pengiriman barang pada pelanggan. Pelayanan pelanggan/konsumen dilakukan pada intinya bertujuan untuk memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya sehingga pelanggan merasakan kepuasan atas pelayanan yang diberikan (Customer Satisfaction).

Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara alamiah. Keunggulan dari pasar tradisional adalah dimana para pembeli dan penjual bertemu langsung untuk melakukan suatu transaksi jual beli. Didorong pula dengan defenisi dari pasar itu sendiri dimana pasar adalah suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam satu lokasi dan melakukan transaksi jual beli baik itu barang ataupun jasa. Sedangkan pada pasar modern tidak ditemukan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi jual beli secara langsung, yang ada hanyalah para pembeli melakukan pembelian suatu barang dengan hanya memperhatikan harga yang telah tertempel dalam kemasan atau label yang ada dari jenis barang yang telah ditentukan dan membawanya langsung ketempat pembayaran dan membayar harga seperti yang telah tertera pada kemasan, tidak ditemukan adanya proses tawar menawar dalam transaksi jual beli seperti pada pasar tradisional. Tindakan ini merupakan suatu nilai lebih untuk pasar tradisional dimana pembeli dan penjual dapat melakukan proses tawar menawar barang yang akan dibeli oleh pembeli, mutu dari barang yang akan dibeli dan yang terpenting menumbuhkan kesan akrab antara pembeli dan penjual.

Pemilihan konsumen (pembeli) di pasar Bartais kota Mataram sebagai objek penelitian dengan alasan bahwa pasar merupakan bidang perusahaan jasa dimana titik tolak keberhasilannya salah satunya adalah terletak pada kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Pelaku bisnis yang ada di pasar dalam sistem perdagangan hendaknya memfokuskan kegiatannya pada pembeli, agar dapat lebih efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatannya dalam memberikan jasa maupun produk yang berkualitas sesuai dengan harapan konsumen (pembeli). Pelayanan hendaknya diarahkan kepada pelayanan yang berkesinambungan, dalam mencapai kepuasan sebaiknya memfokuskan aktivitasnya pada rantai nilai yang dapat menghasilkan pelayanan yang berkualitas secara optimal. Dari penelitian yang disponsori oleh The National Council of Physical Distribution Management, dapat diidentifikasikan tipe-tipe dari pelayanan konsumen yang semuanya dikategorikan menjadi tiga yaitu: pelayanan sebelum transaksi, pelayanan saat transaksi, dan pelayanan sesudah transaksi.

Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang bagaimana pelayanan konsumen yang diberikan oleh pedagang di pasar bartais Mataram dikaitkan dengan 3 tipe pelayanan terhadap konsumen yaitu: pelayanan sebelum transaksi, pelayanan saat transaksi, dan pelayanan sesudah transaksi.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.    Definisi pelayanan dan pelayanan konsumen

2.    Kepuasan pelanggan

3.    Tipe-tipe pelayanan terhadap konsumen di pasar Bartais 


1.3  Tujuan Penelitian

Dalam makalah ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1.    Mengetahui definisi pelayanan dan pelayanan konsumen

2.    Mengetahui kepuasan pelanggan

3.    Mengetahui tipe-tipe pelayanan terhadap konsumen di pasar Bartais


1.4  Manfaat Penelitian

1.    Memahami definisi pelayanan dan pelayanan konsumen

2.    Memahami kepuasan pelanggan

3.    Memahami tipe-tipe pelayanan terhadap konsumen di pasar Bartais.









BAB II

PEMBAHASAN



2.1  Definisi Pelayanan dan Pelayanan Konsumen

1.    Pelayanan

Secara umum pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan, pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli. Menurut Kotler (1994), pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya tidak dapat dimiliki oleh pihak lain tersebut. Hadipranata (1980) berpendapat bahwa, pelayanan adalah aktivitas tambahan di luar tugas pokok (job description) yang diberikan kepada konsumen-pelanggan, nasabah, dan sebagainya serta dirasakan baik sebagai penghargaan maupun penghormatan.

Sedangkan definisi pelayanan menurut Gronroos adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.

2.    Pelayanan Konsumen

Pelayanan adalah semua bentuk aktifitas manusia yang tidak berwujud (intangible) yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pihak lain untuk saling memuaskan melalui pertukaran secara bersamaan (insperability).

Pelayanan pelanggan/konsumen dilakukan pada intinya bertujuan untuk memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya sehingga pelanggan merasakan kepuasan atas pelayanan yang diberikan (Customer Satisfaction). Agar pelayanan memiliki kualitas dan memberikan kepuasan kepada pelanggan mereka, maka perusahaan harus memperhatikan berbagai dimensi yang dapat menciptakan dan meningkatkan kualitas pelayanannya. Hasil penelitian yang dilakukan Berry dan kawan-kawan seperti dikutip Payne (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan dapat diidentifikasi dalam lima aspek kunci yaitu sebagai berikut:

1.    Faktor fisik (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, penampilan personil atau karyawan.

2.    Reliabilitas (reliability), yaitu kemampuan melakukan layanan atau jasa yang diharapkan secara meyakinkan, akurat dan konsisten.

3.    Daya tanggap (responsibility), yaitu kemauan memberikan layanan dan membantu pelanggan.

4.    Jaminan (assurances), yaitu pengetahuan, sopan santun, dan kemampuan karyawan menyampaikan kepastian dan kepercayaan.

5.    Empati (emphaty), yaitu perhatian individual kepada pelanggan.


2.2  Kepuasan Pelanggan

secara umum kepuasan dapat diartikan sebagai antara layanan atau hasil yang diterima itu paling tidak harus sama dengan harapan konsumen atau bahkan melebihinya.  Dalam era kompetisi bisnis yang ketat seperti sekarang, kepuasan pelanggan merupakan hal yang utama, pelanggan diibaratkan seorang raja yang harus dilayani namun hal ini bukan berarti menyerahkan segala-galanya kepada pelanggan.  Usaha memuaskan kebutuhan pelanggan harus dilakukan secara menguntungkan atau bersifat win-win situation yaitu keadaan dimana kedua belah pihak merasa menang dan tidak ada yang dirugikan.

Untuk memberikan kepuasan kepada konsumen maka seluruh orang yang terlibat dalam operasional perusahaan harus memahami nilai-nilai pelayanan. Nilai pelayanan yang sebenarnya terletak pada kesungguhan empat sikap P, oleh Patricia Patton yaitu:

1.    Passionate (gairah)

Kita perlu memiliki gairah untuk menghasilkan semangat besar terhadap pekerjaan, diri sendiri dan orang lain . Gairah berarti menghadirkan kehidupan dan vitalitas dalam pekerjaan. Jika kita memiliki gairah hidup yang tinggi, kita cenderung akan memberikan pelayanan dengan senyum, vitalitas, dan antusiasme yang akan menular kepada orang-orang yang kita layani, sehingga mereka akan merasa senang bekerja sama, berbisnis dan berkomunikasi dengan kita.

2.      Progressive (Progesif)

Dalam memberikan pelayanan sepenuh hati, perlu senantiasa berusaha menciptakan cara-cara baru yang lebih efektif, efisien, dan menarik untuk meningkatkan kualitas pelayanan . Gairah dan pola pikir progesif, akan  menjadikan pekerjaan lebih menarik, sehingga layanan kepada konsumen jadi lebih baik Pola pikir progresif ini perlu dikembangkan karena jika pikiran terbuka, wawasan luas, kemauan belajar tinggi, keberanian menghadapi perubahan dan tidak membatasi diri pada cara-cara pelayanan yang lebih kreatif tentu maka akan membuat konsumen merasa lebih nyaman.

3.      Proactive (Proaktif)

Nilai tambah pelayanan sepenuh hati adalah alasan yang mendasari mengapa kita melakukan sesuatu bagi orang lain. Pelayanan ini diberikan karena ada kepedulian dan itu akan membuat perubahan bagi konsumen kita.

4.      Positive (Positif)

Bersikap positif mendorong kita untuk tidak mudah patah semangat atas masalah yang kita hadapi. Bersikap positif membimbing kita untuk lebih fokus pada penyelesaian masalah dengan senyum, karena senyuman adalah bahasa universal dan positif yang dipahami semua orang.


2.3  Tipe Pelayanan Terhadap Konsumen di Pasar Bartais

Tipe pelayanan yang diberikan sangat dipengaruhi oleh jenis produk. Ada jenis produk yang hanya membutuhkan jaminan pelayanan dari sebelum dan saat pembelian, seperti pakaian dan barang-barang yang ada di pasar tadisional. Ada juga jenis produk yang membutuhkan pelayanan dari sebelum, saat proses pembelian sampai dengan purnajual, seperti kendaraan bermotor, komputer, dan produk-produk alat elektronik.

Dalam kegiatan jual beli di Pasar tradisional ini sendiri menunjukkan bahwa etos kerja para pedagang dalam menjalankan perannya sebagai pedagang mempunyai strategi masing-masing dalam menarik minat pembeli, misalnya saja ada pedagang yang melayani pembeli dengan menggunakan bahasa dari suku si pembeli meskipun pedagang tidak berasal dari suku yang sama tetapi sebisa mungkin pedagang menjalankan fungsinya demi mendapatkan pelanggan, sehingga menimbulkan keakraban antara pembeli dan penjual serta rasa nyaman yang didapatkan pembeli.

Adapun data yang penulis peroleh dari hasil wawancara dengan pedagang di pasar bartais, maka pelayanan konsumen yang dilakukan oleh pedagang di pasar bartais dikaitkan dengan tipe-tipe pelayanan terhadap konsumen adalah sebagai berikut:

1.    Pelayanan Sebelum Transaksi

Tipe pelayanan ini diberikan sebelum transaksi pembelian dilakukan oleh pelanggan/konsumen, seperti kesan yang positif tentang produk atau barang, tawar-menawar barang dan pelayanan yang baik dari personel perusahaan atau orang yang memberikan pelayanan.  

Adapun pelayanan yang dilakukan oleh pedagang eceran di pasar bartais sebelum transaksi pembelian adalah sebagai berikut:

a.    Menata barang atau produk dagangannya yang akan dijual dengan rapi agar menarik minat para konsumen.

b.    Menyapa setiap konsumen yang melewati tempat dagangannya dengan ramah dan sopan.

c.    Memberikan kebebasan kepada konsumen untuk melihat dan memilih barang sesukanya. 
d. Memberikan kebebasan kepada konsumen untuk melakukan penawaran terhadap barang yang diminatinya.
2.    Pelayanan Saat Proses Transaksi

Tipe pelayanan ini diberikan pada saat proses/transaksi pembelian dilakukan, seperti prosedur pembelian yang memudahkan pihak pelanggan, pelayanan yang baik dari orang yang memberikan pelayanan.

Pelayanan yang diberikan oleh pedagang di pasar bartais saat proses atau transaksi pembelian sedang berlangsung adalah:

a.    Melayani konsumen yang membeli barang dengan sabar dan sopan sambil mempromosikan barang atau produk dagangannya yang lain dengan cara memberikan pejelasan tentang kualitas barang yang akan dibelinya.  

b.    Memberikan potongan harga kepada konsumen yang membeli barang dengan jumlah banyak.

c.    Memberikan tambahan atau bonus kepada konsumen agar konsumen mau berbelanja kembali. 
d.  Memberikan kesempatan kepada konsumen yang telah menjadi pelanggan tetap untuk membayar belakangan (mengutang). 
3.  Pelayanan Sesudah Transaksi

Tipe pelayanan sesudah transaksi ini diberikan setelah transaksi pembelian atau penjualan dilakukan. Jadi pelayanan yang diberikan oleh pedagang di pasar bartais sesudah transaksi adalah hanya memberikan ucapan terimakasih kepada konsumen, dengan ramah dan sopan. Jadi tidak ada pelayanan yang berkelanjutan atau purna jual yang diberikan penjual kepada konsumen, seperti yang dilakukan oleh pasar modern yang memberikan pelayanan atau jaminan terhadap barang atau produk yang dijualnya.








BAB III

PENUTUP



1.1  Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Bahwa pelayanan yang ada di pasar tradisional mempunyai beberapa keunggulan seperti:

1.    Tidak adanya aturan yang mengatur seperti di perusahaan-perusahaan yang dituntut harus mengikuti aturan yang ada di perusahaan. Misalnya aturan yang harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Sedangkan pedagang di pasar tradisional bebas untuk menggunakan bahasa seperti menggunakan bahasa dari suku dimana tempat ia berjualan, sehingga menimbulkan keakraban antara konsumen (pembeli) dan penjual serta rasa nyaman yang didapatkan konsumen atau pelanggan.   

2.    Keunggulan lainnya adalah dimana konsumen dapat berinteraksi langsung dengan penjual untuk melakukan tawar menawar terhadap barang yang akan dibelinya. Sedangkan pada pasar modern tidak ditemukan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi jual beli secara langsung, yang ada hanyalah para pembeli melakukan pembelian suatu barang dengan hanya memperhatikan harga yang telah tertempel dalam kemasan atau label yang ada dari jenis barang yang telah ditentukan dan membawanya langsung ketempat pembayaran dan membayar harga seperti yang telah tertera pada kemasan, tidak ditemukan adanya proses tawar menawar dalam transaksi jual beli seperti pada pasar tradisional.

jadi, pelayanan yang ada di pasar tradisional (pasar bartais) lebih bebas karena tidak terikat oleh aturan-aturan seperti pelayanan yang ada di pasar-pasar modern (mall, super market, mini market, dan toko-toko yang lebih modern).

1.2  Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis yakin bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga mengharapkan kepada para pembaca untuk memberi kritik dan saran yang membangun agar penulis mendapatkan pembelajaran baru. Dan semoga makalah ini dapat menjadi tempat mendapatkan ilmu pengetahuan baru.







DAFTAR PUSTAKA



Ratminto dan Atik Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta



Supranto. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Cetakan Ketiga. Rineka Cipta: Jakarta








Tidak ada komentar:

Posting Komentar